Bab IX
Ekologi, Ekosistem, Aliran Energi, Siklus/Daur Biogeokimia, dan
Interaksi Dalam Ekosistem
A. Ekologi
Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, kita mempelajari
makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya,
B.
Ekosistem
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
C. Lingkungan
Lingkungan
suatu organisme adalah segala sesuatu diluar organisme, yang menjadi kondisi
atau persyaratan organisme untuk hidup, lingkungan makhluk hidup (organisme
dibagi menjadi 2 :
1.
Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
Lingkungan
abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak secara langsung terkait pada
keberadaan organisme tertentu antara lain :
a.
Sinar Matahari:
Jika tidak ada, tidak akan ada kehidupan
b.
Air: ±70%
Struktur penyusun makhluk hidup. fungsi: untuk reaksi kimia pada tubuh yg
disebut juga metabolisme dan juga untuk menjaga suhu tubuh
tetap stabil.
c.
Senyawa
organik: karbohidrat, lemak dan protein. senyawa organik harus memiliki unsur
C, H, O. khusus untuk protein, harus memiliki C, H, O, N.
d.
Udara: ±80%
udara bebas adalah Nitrogen (N). fungsi N: membentuk protein bagi
tubuh. N bisa didapat dari atmosfer langsung, tetapi harus dirubah ke
dalam bentuk N2 . Proses pengubahan N menjadi N2
dinamakan Proses Biogeokimia. sisanya, udara bebas adalah Oksigen
(O2). fungsi O2: untuk respirasi. tetapi untuk respirasi yang
tidak menggunakan O2 dinamakanRespirasi anaerob.
e.
Tanah: sebagai
substrat bagi tumbuhan dan sebagai tempat tinggal bagi hewan.
f.
Suhu:
mempengaruhi reaksi kimia. jika suhu tinggi, zat/unsur yang direaksikan
lebih cepat bereaksi karena dalam suhu yang tinggi
terdapat zat katalis yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi kimia. dalam tubuh manusia, terdapat zat katalis
yang disebutbiokatalisator yang berbentuk enzim.
suhu yang tinggi juga dapat mengakibatkan enzim rusak.
sedangkan suhu rendah menyebabkan melambatnya kinerja enzim.
g.
Mineral:
membantu proses reaksi kimia
h.
Kelembaban
udara: kandungan air di udara
i.
PH: derajat
keasaman suatu zat. ukuran PH: 0-14. PH 0-7 mengindikasikan zat tersebut asam.
PH 7 mengindikasikan zat tersebut normal. PH 7-14 mengindikasikan
zat tersebut basa.
2.
Lingkungan Biotik ( Makhluk Hidup )
Lingkungan
Biotik adalah lingkungan yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan.Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen,
hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
decomposer, juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme
makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih
terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a.
Individu
Individu
merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan
hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis.Misalnya,
seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme
harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk.
Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau
melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku
demikian disebut adaptasi
b.
Populasi
Kumpulan
individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi
c.
Komunitas
Komunitas ialah
kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki
derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi.
d.
Ekosistem
Antara
komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi.Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem.Komponen penyusun ekosistem adalah
produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan
dekomposer/pengurai (mikroorganisme).Dalam komunitas, semua organisme merupakan
bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui
keragaman interaksinya.
e.
Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut
biosfer.Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok
untuk hidupnya.Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat.Dalam
biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro,
seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.
Dua spesies
makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung
(nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam
ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan
organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh
marilah kita lihat pembagian nisia di hutan hujan tropis.
C. Komponen
dalam Ekosistem
1.
Aliran Energi
Aliran energi
dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
a.
Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi
matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang
sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya
sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia).
Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan
oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran
dari sistem.
b.
Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan
mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui
herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya
kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi
berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya
herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula
karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
1)
Apabila materi
tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke
pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
2)
Organisme-organisme pada
setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan
sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar
dari system
3)
Dikarenakan ekosistem
adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan
menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke
wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari
sistem terbawa arus.
2.
Rantai Makanan
dan Jaring Jaring Makanan.
adalah
pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme
yang makan dan yang dimakan
Apabila antara
rantai makanan yang satu dengan yang lainnya terdapat hubungan (ada komponen
yang sama), maka beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan.
Berikut ini
contoh jaring-jaring makanan :
3.
Piramida
Ekologi
Struktur trofik
dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang
secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid.Gambaran susunan antar
trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun
kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida
ekologi.Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan
antar trofik pada suatu ekosistem.Pada tingkat pertama ditempati produsen
sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder,
tersier sampai konsumen puncak.
Dikenal ada
tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah, piramida biomassa dan
piramida energi. Gambaran ideal suatu piramida ekologi adalah sebagai berikut.
4.
Piramida Energi
Piramida energi
adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan
energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Seringkali
piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang
ekosistem tertentu.Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan
observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama.Piramida energi mampu memberikan
gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida
energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap
tingkat trofik.Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi
karena hal-hal berikut.
1)
Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap
dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2)
Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa
dicemakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3)
Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi
bagian dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
5.
Piramida
Biomassa
Piramida
biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi
pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa
setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di
tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa
akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik
tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah
fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik
sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi
produsennya.Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti
jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida
bertubuh besar.
6.
Piramida Jumlah
Yaitu suatu
piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam
suatu ekosistem.
Piramida jumlah
umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat
trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu
produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya
jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan
(konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder
lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier
lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
D. Interaksi
Antar Komponen
Interaksi antar
komponen ekologi dapatmerupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan
antar komunitas.
1.
Interaksi antar
organisme
Semua makhluk
hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam
komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a.
Netral
Hubungan tidak
saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya
: antara capung dan sapi.
b.
Predasi
Predasi adalah
hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).Hubungan ini sangat erat sebab
tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa.Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu
kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c.
Parasitisme
Parasitisme
adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme
hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga
bersifat merugikan inangnya.contoh :Plasmodiumdengan manusia, Taeniasaginata
dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d.
Komensalisme
Komensalisme
merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan
dan spesies lainnya tidak dirugikan.Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
e.
Mutualisme
Mutualisme
adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup
pada bintil akar kacang-kacangan.
2.
Interaksi Antar
populasi
Antara populasi
yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antar populasi adalah
sebagai berikut.
a.
Alelopati
Merupakan
interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat
yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b.
Kompetisi
Merupakan
interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput
3.
Interaksi Antar
Komunitas
Komunitas
adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai.Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung,
ular, dan gulma.Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer.Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran
organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.Interaksi antarkomunitas cukup
komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.
Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4.
Interaksi Antar
komponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi
antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.Hubunganantara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam
sistem itu.Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau
tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya
interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya.Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan
ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan
mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan
baru.
E.
Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem
terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu
terjadi oleh adanya siklus materi dan aliran energi yang terkendalikan
oleh arus informasi antar komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen
memiliki fungsi yang berbeda- berbeda. Selama masing-masing komponen itu
melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem
itupun terjaga. Keteraturan itu menunjukkan bahwa ekosistem berada dalam
keseimbangan tertentu. Dapatkah kamu memberi contoh ekosistem yang
seimbang ?
Dalam suatu
ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostasis,
yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam
sistem secara keseluruhan.
Kemampuan suatu
ekosistem untuk pulih kembali seperti semula (kondisi seimbang), setelah
mengalami kerusakan sering dinamakan Daya lenting / (resiliensi).
1.
Suksesi Ekologi
Proses
perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah secara teratur dinamakan suksesi ekologi
Suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah
komunitas klimaks. Sekurang-kurangnya ada enam gradasi perubahan dalam
peristiwa suksesi. Pertama nudasi yang ditandai adanya pembentuk
substrat baru. Diikuti migrasi berupa kehadiran alat-alat
pembiakan, yang ditandai oleh invasi ( serbuan suatu organisme dari luar
wilayah). Dilanjutkan dengan exceses yang ditandai oleh perkecambahan, pertumbuhan
dan reproduksi.Kolonisasi (tumbuh dan berkembangnya sekelompok organisme) merupakan
sebagian proses yang terjadi pada tahap eksesis . Peristiwa
selanjutnya adalah terjadinya kompetisi yang akan
mengakibatkan pergantian populasi. Dengan adanya pergantian
populasi maka akan terjadi reaksi yang diikuti perubahan habitat
dari spesies yang ada, dan akhirnya terbentuk komunitas klimaks sebagai
final stabilisasi.
2.
Ekosistem Suksesi
Merupakan
ekosistem yang berkembang setelah terjadin perusakan terhadap ekosistem
alami. Ada dua macam ekosistem suksesi, yaitu ekosistem suksesi primer
dan ekosistem suksesi sekunder.
a. Suksesi
Primer
Suksesi
primer adalah
suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi
atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga
komunitas asal hilang secara total atau tidak ada lagi kehidupan. Gangguan
berat tersebut antara lain letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor,
endapan lumpur di muara sungai, endapan pasir di pantai, dan meluapnya lumpur
panas. Substrat atau habitat baru yang terbentuk akibat gangguan berat
tersebut, kemudian berangsur-angsur mengalami perkembangan ke arah terbentuknya
komunitas baru yang lebih kompleks, hingga mencapai komunitas klimaks yang
memiliki keseimbangan lingkungan yang dinamis.
b. Suksesi
Sekunder
Suksesi
sekunder adalah
suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang pada awalnya telah
bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan, tetapi tidak sampai
menghilangkan komunitas asal secara total. Pada suksesi primer, vegetasi dan
bakal kehidupan lainnya berasal dari luar habitat asli. Sementara pada suksesi
sekunder, vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari habitatnya sendiri
dan sebagian lainnya berasal dan luar.
F.
Biogeokimia
Biogeokimia
adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup.
Dalam suatu
ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.Materi berupa
unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang.Unsur-unsur tersebut
masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.Daur ulang materi
tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.
1.
Fungsi
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
2.
Macam-macam
Daur Biogeokimia
a.
Daur Nitrogen
Di alam,
Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam
nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
1)
Tahap pertama
Daur nitrogen
adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang
membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui
proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh
bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan Gambar 10.10. Daur Nitrogenpolong-polongan,
bakteri Azotobacter dan Clostridium.Selain itu ganggang hijau biru dalam air
juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
2)
Tahap kedua
Nitrat yang di
hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah
menjadi molekul protein.Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk
pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut
dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas
mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila
oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas
nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
b.
Daur Fosfor
Unsur fosfor
merupakan unsur yang penting bagi kehidupan, tetapi persediaannya sangat
terbatas.Dengan kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia berenergi tinggi,
fosfor sangat penting dalam transformasi energi pada semua organisme.Sumber
fosfor terbesar dari batuan dan endapan-endapan yang berasal dari sisa makhluk
hidup. Sumber ini lambat laun akan mengalami pelapukan dan erosis, bersamaan
dengan itu fosfor akan dilepaskan ke dalam ekosistem. Tetapi sebagian besar
senyawa fosfor akan hilang ke perairan dan diendapkan. Fosfor dalam tubuh
merupakan unsur penyusun tulang, gigi, DNA atau RNA, dan protein.Daur fosfor
dimulai dari adanya fosfat anorganik yang berada di tanah yang diserap oleh
tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuhan akan memperoleh fosfor dari tumbuhan yang
dimakannya. Tumbuhan atau hewan yang mati ataupun sisa ekskresi hewan (urine
dan feses) yang berada di tanah, oleh bakteri pengurai akan menguraikan fosfat
organik menjadi fosfat anorganik yang akan dilepaskan ke ekosistem.
c.
Daur Karbon dan
Oksigen
1)
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi
seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik
turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan
aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer
melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
2)
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar
fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah
CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam
dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan
dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
d.
Daur Belerang
(Sulfur)
Belerang dalam
tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein.Di alam, sulfur (belerang)
terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan di udara dalam bentuk SO
atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara
bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh
ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO4 2- ). Kemudian ion-ion sulfat
tadi akan diserap oleh Gambar 10.13.Daur Belerang (Sulfur)tumbuhan untuk
menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan,
maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau
manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri
dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S)
yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen
sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur
oksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan
senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
e.
Daur Hidrologi
(Air)
Sinar matahari
akan menguapkan air yang ada di laut, sungai, dan danau. Demikian juga air dari
tanah dan tumbuhan yang berada di darat. Air tersebut akan menjadi uap air dan
naik ke angkasa menjadi awan. Hal itu disebut penguapan.Di angkasa, awan yang
mengandung uap air mengalami pembekuan sehingga membentuk butiran-butiran
air.Hal itu terjadi, karena semakin tinggi tempat di permukaan bumi, maka
semakin rendah suhu udaranya. Mengingat butiran air lebih berat daripada udara,
butiran air tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Air yang
jatuh, sebagian akan diserap oleh tanah, sebagian menggenang di permukaan bumi
berupa danau atau kolam. Sebagian lagi, mengalir ke sungai hingga laut.Setelah
mencapai tanah siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara
yang berbeda:
1)
Evaporasi
(transpirasi)
Air yang ada di
laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya, kemudian akan menguap
ke angkasa (atmosfer) dan akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan)
itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es, dan kabut.
2)
Infiltrasi
(perkolasi)
Ke dalam tanah
air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju permukaan air tanah.Air dapat bergerak akibat aksi kapiler, atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga
air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Air permukaan
Air bergerak di
atas permukaan tanah, dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan
maka makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar.Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.
G. Habitat
dan Relung
Tempat hidup
makhluk hidup dinamakan habitat, Habitat dalam batas tertentu sesuai dengan
persyaratan hidup makhluk yang menghuninya. Batas bawah persyaratan
hidup disebut nilai minimum sedangkan batas
atasnya dinamakan nilai maksimum. Antara dua kisaran itu terdapat nilai
optimum. Apabila sifat habitat berubah sampai diluar nilai minimum
atau maksimum, makhluk hidup akan mati atau melakukan migrasi. Apabila perubahannya
lambat, terjadi selama beberapa generasi, makhluk hidup umumnya dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Melalui proses adaptasi memungkinkan
terjadinya perubahan sifat dari suatu makhluk. Di alam dapat juga
ditemukan suatu makhluk yang memiliki habitat yang lebih dari satu.
Dalam
habitatnya suatu makhluk memiliki cara tertentu untuk untuk dapat
mempertahankan hidupnya. Kedudukan funsional suatu organisme dalam
komunitasnya sering dinamakan Relung (Niche = Nisia).
Oleh karena itu relung adalah status suatu organisme
dalam suatu komunitas dan atau ekosistem, sebagai akibat adaptasi
struktural, tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme tertentu. Jadi
relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh tempat hidup organisme,
tetapi juga ditentukan oleh fungsi yang dikerjakannya. Termasuk
disini adalah cara suatu spesies memanfaatkan sumber
daya yang ada untuk bertahan hidup, juga bagaimana keberadaan suatu
species mempengaruhi organisme di sekelilingnya. Berdasarkan pernyataan
diatas, kiranya dapat dimengerti jika habitat dapat disamakan
dengan alamat sedangkan Relung identik dengan profesi.
Beberapa
makhluk dapat hidup bersama dalam suatu habitat.Hidup bersama dalam suatu
habitat, barangkali bukan menjadi suatu masalah jika memiliki relung yang
berbeda. Namun, apabila beberapa makhluk memiliki relung yang sama,
menempati habitat yang sama dapat memunculkan interaksi yang antagonis. Makin
tumpang tindih relung antara dua jenis makhluk hidup, semakin tinggi
tingkat persaingannya. Dalam keadaan yang demikian maka
masing-masing jenis akan memiliki efisiensi cara hidup atau profesi
yang makin tinggi, sehingga relungnya akan makin menyempit. Ini berarti semakin
rentan terhadap suatu gangguan.
Kajian
ekosistem merupakan kajian yang luas. Ekosistem dikaji pada suatu rumpun
ilmu yang bernama Ekologi. Berdasarkan bidang kajiannya, ekologi dapat
dibedakan menjadi Autekologi, Sinekologi, Pembagian menurut habitat
dan Pembagian menurut taksonomi. Autekologi mempelajari suatu
jenis organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya, biasanya
ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasit atau
non parasit dan lain-lain. Contoh seluk beluk ekologi penyu di habitat
aslinya. Sinekologi mengkaji berbagai kelompok organisme
sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah
tertentu. Dalam hal ini antara lain melahirkan konsep ekologi jenis, ekologi
populasi, ekologi komunitas dan ekologi ekosistem. Pembagian menurut
habitat antara lain melahirkan konsep Ekologi Bahari, Ekologi Perairan
Tawar, Ekologi Darat, Ekologi Estuaria. Sedangkan pembagian
menurut taksonomi adalah pembagian yang didasarkan atas
sistematika makhluk hidup. Oleh karena itu dikenal adanya Ekologi
tumbuhan, Ekologi serangga, Ekologi hewan tanah, Ekologi mikroba
dan sebagainya.
H.
Ekosistem
1.
Komponen
Ekosistem
Berdasarkan
fungsinya suatu ekosistem terdiri dari dua komponen yaitu (1) komponen
autotrophik ( autos = sendiri, trophikhos = menyediakan makanan)
artinya organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis
makannya sendiri berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
sinar matahari dan klorofil (2) komponen heterotrophik ( hetero =
berbeda, lain) artinya organisme yang hanya mampu memanfaatkan bahan
oraganik sebagai makannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan
oleh organisme lain Berdasarkan komponen penyusunnya, komponen ekosistem dapat
dibedakan menjadi empat (4) komponen yaitu :
a.
Komponen
autotrof
(Auto = sendiri
dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah
organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.
Komponen
heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof
merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya
dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c.
Bahan tak hidup
(abiotik)
Bahan tak hidup
yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d.
Pengurai
(dekomposer)
Pengurai adalah
organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
mati (bahan organik kompleks).Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen.Contoh pengurai ini adalah bakteri dan
jamur.termasuk dalam kelompok tersebut adalah perombak dan detritifor.
Perombak adalah Organisme yang mampu merombak bahan organik kompleks, dan
menyerap sebagian hasil perombakannya. Organisme ini mampu menghasilkan
enzim pencerna bangkai atau bahan organik buangan lainnya.
Detritifor adalah organisme pemakan detritus (yaitu fragmen,
hancuran, remukan, bagian-bagian lembut dari bahan yang sudah terurai).
Kualitas dan
kuantitas komponen dalam suatu ekosistem berbeda-beda. Jika susunan komponen
biotik dan abiotiknya berbeda maka interaksi yang terjadi antar komponen
akan berubah, karena itulah setiap ekosistem mempunyai penampilan yang
tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada ciri keseutuhan ekosistem,
baik menyangkut proses pengambilan dan perpindahan energi,
pendauran materi maupun produktivitasnya. Kombinasi organisme dan unsur
lingkungan dalam sebuah ekosistem selalu menunjukkan penampilan yang
khas. Kondisi inilah yang mungkin melahirkan tipe ekosistem yang
beraneka ragam.
2.
Macam-macam
Ekosistem
Secara garis
besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
Para ahli ekologi umumnya membagi tipe ekosistem di bumi menjadi tiga
ekosistem utama yaitu ekosistem darat (terrestrial ecosystem), ekosistem
perairan (aquatic ecosystem) dan ekosistem buatan.
a.
Ekosistem darat
Ekosistem darat
ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu sebagai berikut.
1)
Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah
hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2)
Bioma padang
rumput
Bioma ini
terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.Ciri-cirinya
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur.Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.
Dibagi menjadi 2 : Sabana dan Stepa
a)
Bioma Stepa
(Padang Rumput)
Bioma padang
rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.Ciri-ciri:
Ø Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di
beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Ø Curah hujan yang relatif rendah turun secara
tidak teratur.
Ø Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut
menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar
mengambil air.
Ø Lingkungan biotik:
o
Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan
daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada
pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan
vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput
bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi
di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
o
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di
Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora
: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
b)
Bioma Sabana
Bioma sabana
adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Berdasarkan
jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana
murni dan sabana campuran.
Ø Sabana murni : bila
pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
Ø Sabana campuran : bila
pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.
3)
Bioma Hutan Tropis
Bioma hutan
tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan
yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika
Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo
di Afrika.Ciri-ciri:
a) Curah hajannya
tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225 cm/tahun.
b) Matahari
bersinar sepanjang tahun.
c) Dari bulan satu
ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil
d) Di bawah kanopi
atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu
antara siang dan malam hari.
e) Flora: terdapat
beratus-ratus spesies tumbuhan. pohon-pohon dapat mencapai ketinggian 20 – 40
m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau
kanopi.tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan.
f) Epifit adalah
tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon
tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
g) Fauna: di daerah
tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari,
di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan- hewan yang bersifat
nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi
hutan,kucing hutan, macan tutul.
4)
Bioma hutan
gugur
Bioma hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang.Ciri-cirinya adalah curah hujan merata
sepanjang tahun.Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi,
panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon
(sebangsa luwak).
5)
Bioma taiga
Bioma taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik.Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.Hewannya antara lain moose,
beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim
gugur.
6)
Bioma tundra
Bioma tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya
60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang
hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas,
semuanya berdarah panas.Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang
tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk
dan lalat hitam.
b.
Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar.
Organisme yang
hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar
adalah sebagai berikut.
1)
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang
hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan
akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah
yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis
lingkungan atau isotonis.
2)
Adaptasi hewan
Ekosistem air
tawar dihuni oleh nekton.Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat.Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air
tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.Penggolongan organisme
dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Klasifikasi
Organisme ekosistem air tawar
1)
Berdasarkan
aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau
organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2)
Berdasarkan kebiasaan
hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a)
Plankton;
Terdiri alas
fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif)
mengikuti gerak aliran air.
b)
Nekton;
Hewan yang
aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c)
Neuston;
Organisme yang
mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan
air, misalnya serangga air.
d)
Perifiton;
merupakan
tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya keong.
e)
Bentos;
Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau
hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air
tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1)
Danau
Danau merupakan
suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi
hingga ratusan meter persegi.
Di danau
terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.Daerah
yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik.Di danau juga
terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan
dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari
tepi.Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a)
Daerah litoral
Daerah ini
merupakan daerah dangkal.Cahaya matahari menembus dengan optimal.Air yang hangat
berdekatan dengan tepi.Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia
air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa
mamalia yang sering mencari makan di danau.
b)
Daerah limnetik
Daerah ini
merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi
dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton
yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa
fitoplankton.Zooplankton dimakan oleh ikan- ikan kecil. Ikan kecil dimangsa
oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura,
dan burung pemakan ikan.
c)
Daerah
profundal
Daerah ini
merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme
lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi
detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing
dan mikroba.
d)
Daerah bentik
Daerah ini
merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati.
Danau juga
dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai
berikut :
a)
Danau Oligotropik
Danau yang
dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik
tidak produktif.
Ciricirinya,
airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun.
b)
Danau Eutropik
Danau yang
dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen
terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik
dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik
yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas
manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah
kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor.
Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga
terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai
oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan
danau seperti ini disebut “eutrofikasi”.Eutrofikasi membuat air tidak dapat
digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
c.
Ekosistem Air Laut (
Ekosistem Bahari )
Beberapa
karakteristik Ekosistem bahari antara lain, Salinitasnya tinggi
terutama di daerah tropika, semakin jauh dari khatulistiwa salinitas berkurang.
Salinitas di permukaan laut dan pada kedalaman yang berbeda bervariasi.
Memiliki kadar mineralnya tinggi, dengan ion clorida merupakan ion
yang terbanyak. Pengaruh faktor iklim dan cuaca kurang begitu nampak
dengan suhu permukan air laut di daerah tropic berkisar antara 25 oc
– 30 oc, makin ke arah kutub suhu menurun sampai 0 oc.
Adanya aliran air laut dipengaruhi oleh adanya angin dan perputaran bumi.
Organisme
yang ada di dalamnya antara lain berbagai jenis tumbuhan, ikan laut, dan
berbagai organisme pengurai. Karena tekanan osmosis di luar sel
lebih kecil daripada tekanan osmosis di dalam sel, ikan laut menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dengan cara terus menerus minum melalui mulutnya, dan
sedikit mengeluarkan urine. Pengeluaran air dilakukan secara osmosis,
sedangkan garamnya diekskresikan melalui insang.
Berdasarkan
jumlah cahaya yang dapat diterima, ekosistem bahari dapat dibedakan
menjadi dua yaitu daerah fotik dan afotik. Daerah fotik adalah daerah
yang cukup mendapat cahaya matahari, sedangkan daerah afotik adalah daerah yang
kurang atau tidak mendapatkan cahaya matahari. Berdasarkan sifat-sifat cara
hidupnya, organisme perairan umumnya dapat dikelompokkan antara
lain menjadi :
1)
Plankton,
organisme yang umumnya sangat kecil, hidup melayang-layang di dalam air,
Gerakan organisme ini sangat dipengaruhi oleh arus air. Dibedakan menjadi
fitoplankton(tumbuhan) dan zooplankton (hewan)
2)
Nekton,
organisme yang dapat bergerak bebas
3)
Neuston, organisme kecil yang bersandar atau berenang
di permukaan air
4)
Perifiton, organisme yang menempel atau merayap pada
organisme atau benda yang lain yang menyembul ke permukaan air
5)
Bentos, organisme yang hidup merayap atau
melekat di dasar perairan
Kelompok
ekosistem bahari dapat dibedakan menjadi ekosistem laut dalam, ekosistem pantai
pasir dangkal (litoral) dan Ekosistem pasang surut.
1)
Ekosistem laut
dalam
Bagian
lautan terdalam mempunyai suatu lingkungan yang khas dan diperlukan
adaptasi yang luar biasa untuk memungkinkan kehidupan disini. Keadaan di
kedalaman ini dingin, gelap dan sunyi.Disini tidak terdapat produsen. Makanan
untuk organisme hidup berasal dari bahan organi yang mengendap dari
bagian atas, sehingga jumlahnya relative sedikit sekli. Adaptasi yang
memungkinkan kehidupan di bawah tekanan di kedalaman mengakibatkan jika
terjadi perpindahan ke lapisan atas maka organisme ini tidak dapat
hidup. Keanekaragaman dan jumlah organisme biasanya kurang
dengan bertambah dalamnya lautan. Dalam kegelapan abadi sebagian
besar hewan berwarna hitam atau merah tua dan mempunyai mata yang sangat peka.
Di kedalaman
lautan kebanyakan hewan dapat membuat cahaya dalam tubuhnya atau
serung dinamakan Bioluminisens( yunani: bios + lumon =
cahaya). Apakah manfaat bioluminisense bagi organisme ? Selain
sebagai identitas organisme, kemampuan ini juga menjadikan
organisme laut dalam dapat memikat mangsanya dan membantu organisme
dalam menghindarkan diri dari tanda bahaya. Beberapa contoh organisme
penghuni ekosistem laut dalam dapat dilihat pada gambar 10.26
2)
Ekosistem
Pantai Pasir Dangkal
Ekosistem ini
umumnya terdapat di pantai daerah pesisir yang terbuka dan jauh dari pengaruh
sungai besar, tetapi ada juga yang terletak di antara dua dinding batu
terjal. Komunitas di habitat ini biasanya didominasi oleh beberapa jenis
rumput laut dan beberapa macam alga seperti Enhalus acoroides, Halodule
tridentata (rumput laut), Sargassum, dan Gracillaria (alga
laut).
Ekosistem
pantai pasir dangkal terdiri dari ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai
batu dan ekosistem pantai lumpur
a)
Ekosistem terumbu karang (coral reef)
Ekosistem
ini merupakan hasil kegiatan dan interaksi antara berbagai jenis organisme, di
antaranya Colenterata, cacing laut, siput laut, kerang,
dan alga berkapur (Halimeda). Polip karang merupakan organisme kecil
pembentuk cangkang kapur. Cangkang ini terus bertumpuk menjadi bentuk
yang padat dan massif yang disebut terumbu karang. Terumbu karang merupakan
salah satu ekosistem yang produktif di bumi, dengan produktivitas
fotosintesis yang besarnya 3000 kali lipat dari produktivits perairan di
sekelilingnya. Kekayaan terumbu karang bertumpu pada hubungan yang khusus
antara karang dan batuan. Dalam setiap polip terdapat puluhan ribu tumbuhan
bersel satu yang disebut zooxanthellae, yang menyediakan tambahan energi
bagi karang melalui proses fotosintsis. Tumbuhan ini juga mendaur ulang zat-zat
makanan. Karang menangkap zooplankton dan mangsa lainnya, kotoran yang
dikeluarkan karang digunakan oleh zooxanthellae.Terumbu karang terdapat
di perairan yang jernih yang merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan yang
bernilai ekonomi.
Ekosistem jenis
ini banyak dijumpai di pantai selatan Jawa, Bali, pulau-pulau sebelah barat
Sumatra, Nusa Tenggara, dan Maluku.
b)
Ekosistem Pantai Batu
Ekosistem jenis
ini merupakan batuan cadas yang berasal dari proses konglomerasi
(berkumpul dan menyatu) batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur atau
terbentuk dari bongkah-bongkahan batu granit yang besar-besar. Ekosistem
semacam ini terdapat di daerah pesisir yang berbukit dan berdinding batu di
pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, Nusa Tenggara, Bali dan sekitar
Maluku. Di dalam ekosistem ini banyak terdapat alga Echeuma spinosum,
Gelidium,dan juga Sargassum.
c)
Ekosistem Pantai Lumpur
Terdapat di
sekitar muara sungai. Pantai semacam ini banyak dijumpai di Jaawa,
Sumatra, Kalimantan, dan IrianJaya. Di dalam ekosistem ini berkembang
komunitas pionir Avicenia (api-api), Sonneratia (bakau), dan rumput laut
Enhalus acorides.
Hewannya yang
paling banyak ialah ikan gelodok.
Tipe ekosistem
muara sungai disebut juga ekosistem estuarlina.
d)
Ekosistem Pasang
Surut ( Ekosistem pantai )
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut, dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras.
Daerah paling
atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting
dan burung pantai.
Daerah tengah
pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut.Daerah ini dihuni oleh beragam
invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas
tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan
sebagai berikut.
Ø Formasi pes caprae karena yang paling banyak
tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal.
Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia
atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola
Fruescens (babakoan).
Ø Formasi baringtonia didominasi
tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia,
Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di
daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang
memiliki akar napas.Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur
yang kurang oksigen.Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga
dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang.Yang termasuk
tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah
pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra,
Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
G. Tipe-Tipe Ekosistem yang ada di
Indonesia
1.
Ekosistem Darat Alami
Berdasarkan
komunitas vegetasi yang mendominasi, di Indonesia terdapat tiga bentuk
ekosistem darat alami, yaitu vegetasi pamah, vegetasi pegunungan dan
vegetasi monsoon.
a.
Vegetasi Pamah
Ekosistem jenis
ini merupakan bagian terbesar dari hutan di Indonesia, yaitu di Sumatra,
Kalimantan, dan Irian. Terletak pada ketinggian antara 0 – 1.000 di atas
permukaan laut (dpl).
Ditinjau dari segi vegetasinya dapat dibagi
lagi menjadi vegetasi hutan rawan dan vegetasi darat, contohnya hutan bakau,
hutan sagu dan hutan rawa gambut. Beberapa contoh vegetasi pamah di
antaranya ialah:
1)
Hutan bakau
Di Indonesia
luasnya kurang lebih sekitar 4.250.000 hektar dan tersebar di seluruh
kepulauan. Jumlah jenis ntumbuhan dalam hutan bakau tercatat sekitar 95
jenis. Tampaknya hutan bakau seragam tetapi di tempat yang banyak
karangnya tumbuhan ini kurang subur dan ukurannya lebih pendek dan kecil.
Tumbuhan bakau yang subur dengan ukuran besar terdapat di muara sungai.
Fauna hutan
bakau umumnya dari jenis moluska, kepiting, dan ular air.
2)
Hutan rawa air
tawar
Ekosistem jenis
ini terdapat di belakang hutan bakau. Populasinya padat dengan kanopi
yang lebat dan pada kondisi yang baik pohon-pohon dapat mencapai ketinggian
sekitrar 30 meter dan merata.
3)
Vegetasi terna
rawa
Ekosistem jenis
ini umumnya didominasi oleh jenis rumput-rumputan. Banyak dijumpai di
Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya.
4)
Vegetasi pantai
pasir karang
Dapat dibedakan
atas begetasi yang berbentuk terna (formasi pescaprae) dan vegetasi yang
berbentuk perdu dan pohon (formasi Barringtonia). Kedua macam
vegetasi ini banyak terdapat di tepi pantai yang berpasir atau berkarang tetapi
tidak terlalu jauh dari pantai ke arah darat.
5)
Hutan rawa
gambut
Vegetasi di
daerah ini tinggi-tinggi tetapi kurus dan tidak lebart karena tanahnya
mengandung timbunan gambut yang bersifat asam dengan kandungan zat hara sangat
rendah. Dari tepi sampai ke bagian tengah hutan gambut dapat dibedakan
tiga tipe, yaitu hutan rawa gambut campuran, hutan rawa gambut campuran
transisi, dan padang yang terentang. Ketiga tipe hutan ini
selalu lengkap pada setoap lokasi hutan rawa gambut dan banyak terdapat di
Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
6)
Hutan sagu
Ada dua tipe
hutan sagu, yaitu hutan sagu murni dan hutan sagu campuran dengan
pohon atau vegetasi lain di mana populasinhya rapat dan berkembang di daerah di
mana aliran air tawarnya teratur. Banyak terdapat di Irian Jaya dan
Maluku.
7)
Hutan tepi
sungai
Ekosistem
semacam ini terdapat di sepanjang aliran tepi sungai besar dan terdiri atas
tumbuhan rawa musiman yang berbeda.
Merupakan
habitat transisi dengan hutan rawa air tawar. Floranya sebagian besar
terdiri atas tumbuhan berkayu yang hidup di celah-celah batu dengan perakarann
yang kuat, daunnya sempit dan bijinya dapat disebarkan oleh air atau ikan.
8)
Komunitas danau
Vegetasi yang
ada di perairan danau umumnya adalah fitoplankton. Jenis rumput-rumputan
dan tumbuhan lain yang terapung dapat mendominasi vegetasi di tepian danau.
b.
Vegetasi
Pegunungan
Ekosistem jenis
ini sangat beraneka ragam sehingga dapat diklasifikasikan menjadi hutan
pegunungan, padang rumput, vegetasi terbuka pada lereng berbatu, vegetasi rawa
gambut, danau dan vegetasi alpin.
1)
Hutan
Pegunungan
Dapat dibedakan
menjadi :
a)
Hutan
pegunungan atas dengan ketinggian antara 1.500 – 3.300
m. Hutannya lebat dengan pohon yang tinggi-tinggi rata-rata sekitar 25
m. jenisnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang ada di hutan
pegunungan bawah.
b)
Hutan
pegunungan bawah dengan ketinggian antara 1000 – 2.500 m.
Umumnya pohon-pohonnya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan pohon yang
ada di hutan pegunungan atas, diameter batangnya pun relatif lebih kecil.
2)
Padang rumput
Dapat dibedakan
dalam dua macam, yaitu :
1. Padang rumput-semak tepi hutan, terdapat di
Irian Jaya pada lereng batu kapur dengan tanah yang dangkal di Dataran Tinggi
Kemabu. Daerah ini ketinggiannya antara 3.300–3.800 m.
2. Padang rumput merumpun Corporosma brassi – Deschampsinklosii.
Pada rumput jenis ini terdapat di lereng yang basah pada ketinggian 3.300 –
4.100 m di seluruh daerah pegunungan Irian Jaya. Hampir seluruh
komunitasnya berupa hamparan rumput Danthonia klossii yang tingginya rata-rata
1 meter. Di antaranya kadang-kadang terdapat tumbuhan perdua jenis
Corprosma brassii yang tumbuhnya kerdil.
3)
Vegetasi
terbuka pada lereng berbatu
Terdapat di
bukit-bukit batu kapur yang terjal dan tempat yang sebagian terlindung dari
hujan dan tanahnya lembab.
Vegetasinya
terdiri atas jenis rumput, paku-pakuan dan terna tertentu.
4)
Vegetasi rawa
gambut
Biasanya
berbentuk vegetasi perdu rawa gambut dan banyak terdapat di daerah Irian Jaya
yang berada pada ketinggian 3.300 – 4.000 m. di nJawa vegetasi ini
terdapat pada ketinggian antara 2.000 – 3.500 m. Komunitasnya berupa
padang rumput penutup gambut.
5)
Vegetasi Danau
Danau banyak
terdapat di pegunungan tinggi dan umumnya danau di daerah ini dangkal serta
banyak mengandung nutrisi. Perairannya terbuka sehingga hampir tertutup
oleh tumbuhan. Contohnya adalah danau di gunung Dieng.
6)
Vegetasi Alpin
Contoh vegetasi
ini adalah tundra alpin kering dan tundra alpin basah. Tundra alping
kering komunitasnya didominasi oleh Tetramolopium klossii yang terdapat
pada ketinggian antara 4.230 – 4.600 m. sedangkan komunitas pada tundra
alpin basah umumnya didominasi oleh hamparan lumut yang terdapat di ketinggian
4.250 m.
7)
Vegetasi Monsun
Terdapat pada
daerah beriklim kering musiman, dengan kelembaban lebih \ tinggi dari
33,3%. Evapotranpirasi kurang dari 1.500 mm per tahun. Vegetasi
terdiri dari tumbuhan bercabang rendah dengan batang yang jarang-jarang dan
lurus.Umumnya vegetasinya tumbuh lebat di musim penghujan dan menggugurkan daun
di musim kemarau. Jenisnya sangat sedikit. Yang termasuk ekosistem
ini meliputi savana dan padang rumput. Banyak terdapat di Jawa Timur,
NTT, Sulsel, Sulteng dan Irian Jaya.
2.
Ekosistem Buatan
Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang sengaja diadakan dengan maksud menyenangkan
pembuatannya. Hal ini banyak terjadi akibat perkembangan teknologi.
Beberapa contoh diantaranya ialah :
a.
Ekosistem Danau
Umumnya air
danau merupakan air tawar. Sebagai salah satu ekosistem air tawar yang
dibuat oleh manusia, umumnya memiliki karakteristik antara lain.
salinitasnya rendah bahkan lebih rendah dari organisme yang hidup
didalamnya, dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
Hewan yang ada
antara lain berbagai jenis ikan air tawar. Ikan air tawar memiliki cara
adaptasi antara lain dengan cara. Pengambilan air secara terus menerus,
melalui insang dengan cara osmosis. Garam-garam diabsorbsi melalui
insang.Mengeluarkan banyak urin.Tekanan osmosis diluar sel lebih tingg
dibandingkan tekanan osmosis di dalam sel. Tumbuhan yang hidup antara
lain, enceng gondok, teratai, dan bermacam-macam alga. Akibat dibentuknya
bendungan-bendungan menyebabkan timbulnya ekosistem baru. Komunitas baru
yang terbentuk di sini umumnya dalam fase suksesi yang berbeda. Selain
itu, pada ekosistem danau bendungan ini diintroduksikan hewan, yaitu beberapa
jenis ikan pula macam-macam vegetasi lain yang cocok dengan ekosistem baru,
yaitu ekosistem kolam.
b.
Ekosistem Hutan
Tanaman
Ekosistem yang
dimaksud di sini adalah penanaman pohon budi daya seperti jati, pinus dan
akasia.
c.
Agroekosistem
adalah suatu ekosistem yang sengaja dibuat
untuk keperluan pertanian tanaman budi daya.
Macam-macam agroekosistem, diataranya adalah :
1). Sawah Tadah Hujan
Yang dimaksud
dengan sawah tadah hujan adalah sawah yang dibuat tanpa ada irigasi tehnis dan
menggantungkan air dari air hujan
2). Sawah surjan
Sawah yang
dikembangkan di daerah-daerah yang sering banjir. Sawah ini
berwujud selang-seling antara galengan-galengan yang lebar dengan
parit-parit yang lebar ditanami palawija.
3). Sawah pasang surut
Sawah
yang mendapat pengairan dari air sungai yang terbendung secara alami
karena laut pasang harian. Umumnya terletak di sekitar sungai-sungai
besar dekat muara yang bergambut di Kalimantan dan Sumatera
4). Sawah rawa
Sawah rawa
terdapat di adataran rendah yang terus menerus tergenang air
karena drainase tidak jalan sedang sumber air hujan cukup banyak.
5). Sawah Irigasi
Sawah jenis ini
memiliki sistem irigasi, sistem pengairan yang menggunakan teknologi maju dalam
hal pengaturan air, sehingga pada musim kemarau air tetap tersedia.
6). Perkebunan
Perkebunan
banyak dibuat oleh manusia, baik secara kecil-kecilan di sekitar rumah atau
besar-besaran yang diusahakan oleh pemerintah. Contohnya adalah
perkebunan teh, karet, kelapa sawit, dan sebagainya.
Disamping
beberapa ekosistem di atas, di Indonesia juga terdapat pekarangan, Kolam,
Kebun, dan Ladang berpindah yang merupakan contoh keragaman
agroekosistem yang tak ternilai harganya.
0 Response to "Ekologi, Ekosistem, Aliran Energi, Siklus/Daur Biogeokimia, dan Interaksi Dalam Ekosistem"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.