A.
Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks
Anekdot
1. Membandingkan Anekdot
dengan Humor
Pada
pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat
yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai
anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan
antara keduanya, bacalah puisi humor berikut ini.
Contoh 1
Surat Cinta Tukang
Buah dan Tukang Sayur
Surat
Tukang Buah kepada Tukang Sayur Wajahmu memang manggis sifatmu juga melon
kolis Tapi hatiku nanas karena
cemburu terasa sirsak napasku Hatiku
anggur lebur Ini delima dalam hidupku Memang ini salakku Jarang apel di malam
minggu Aku ... mohon belimbing-mu Kalo
memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu Semangka kau bahagia dengan pria
lain Sawo nara
Dari:
Durianto
Balasan dari Tukang
sayur
Membalas
kentang suratmu itu Brokoli-brokoli sudah kubilang Jangan tiap dateng rambutmu
selalu kucai Jagungmu tak pernah dicukur Disuruh dateng malem minggu eh
nongolnya hari labu Ditambah kondisi
keuanganmu makin hari mKalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel Terus terong aja
cintaku padamu sudah lama tomat Jangan
kangkung aku lagi aku mau hidup seledri Cabe dech.
Dari :
Sayurati
Contoh 2
Profesi Anak-anak Penjual Kue
Bapak
Presiden bertanya pada ibu tua penjual kue.
Bapak
Presiden : “Sudah berapa lama jualan kue?”
Ibu Tua : “Sudah hampir 30 tahun.”
Bapak
Presiden : “Terus anak ibu mana, kenapa tidak ada yang
bantu?”
Ibu Tua : “Anak saya ada 4. Yang ke-1 di KPK, ke-2 di
POLDA, ke-3 di Kejaksaan, dan yang ke-4
di DPR. Jadi mereka sibuk sekali, Pak.” Bapak Presiden kemudian
menggeleng-gelengkan kepala karena kagum. Lalu berbicara ke semua hadirin yang
menyertai beliau.
Bapak
Presiden : ”Meskipun hanya jualan kue, ibu ini bisa
menjadikan anaknya sukses dan jujur
tidak korupsi, karena kalau mereka korupsi, pasti kehidupan Ibu ini sudah
sejahtera dan tinggal di rumah mewah.”
Bapak
Presiden : “Apa jabatan anak di POLDA, KPK, Kejaksaan
dan DPR?”
Ibu Tua : “Sama ... jualan kue juga.”
2. Menganalisis Kritik
yang Disampaikan dalam Anekdot
Dalam kegiatan
sebelumnya, kamu sudah memahami bahwa salah satu perbedaan antara humor dan
anekdot adalah pada fungsinya. Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan
anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat (biasanya berupa kritik). Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan
dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan
untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak
yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat
diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk
itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat
yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.
3. Menyimpulkan Makna
Tersirat dalam Anekdot
Pada
pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mempelajari bahwa di dalam anekdot terdapat
sindiran yang disampaikan melalui humor. Dalam kegiatan pembelajaran ini, kamu
akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang disampaikan melalui anekdot.
Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja
tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat
kritik. Sekarang, mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga menjadi
pejabat berikut ini.
Dosen yang juga Menjadi
Pejabat
Di kantin
sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dosen ilmu
politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja
diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu
sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja,
beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya,
Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa
hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia
berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Dalam teks
anekdot tersebut, kritik yang disampaikan ditujukan kepada para pejabat yang
takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Tujuan
yang ingin disampaikan tentu bukan hanyamenyindir para pejabat yang tidak mau
atau takut kehilangan jabatannya. Akan tetapi, jauh lebih dari itu, yaitu agar
para pejabat sadar bahwa jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah
habis, hendaknya para pejabat itu dengan legawa bersedia digantikan oleh orang
lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat kamu simpulkan bahwa makna tersirat
yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui
anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang
disampaikan lewat anekdot.
Membantu bgt. Mksh
ReplyDeleteOk
ReplyDeleteKece bang
ReplyDeleteMembantu sekali๐๐
ReplyDelete