MATERI SOSIOLOGI (PEMINATAN) KD 3.1 KELAS 12
Kompetensi Dasar
3.1. Memahami berbagai jenis danfaktor-faktor perubahan sosial sertaakibat yang ditimbulkannyadalam kehidupan masyarakat
4.1. Menalarberdasarkanpemahaman dari pengamatan dandiskusitentang perubahan sosial dan akibat yang ditimbulkannya
Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan
perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan
pernah berhenti, karena tidak ada satu masyarakatpun yang berhenti pada suatu
titik tertentu sepanjang masa. Artinya, meskipun para Sosiolog memberikan
klasifikasi terhadap masyarakat statis dan dinami, namun yang dimaksud
masyarakat statis adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan
berjalan lambat, artinya di dalam masyarakat statis tersebut tetap mengalami
perubahan. Adapun masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai
perubahan yang cepat.
Berikut ini merupakan definisi perubahan sosial yang
dikemukakan oleh para Sosiolog :
- Kingsley Davis : Perubahansosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Menurutnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan dalam hubungan-hubungan antara buruh dengan majikan, dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik
- John Lewis Gillin dan John Philip Gillin : Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, akibat adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
- Selo Soemarjan Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
Teori
Perubahan Sosial
1. Teori Evolusi ( Evolutionary Theory)Menurut James M. Henslin(2007), terdapat
dua tipe teori evolusi mengenai cara masyarakat berubah, yakniteoriunilinierdan
teorimultilinier: Pandangan teori uniliniermengamsusikan bahwa semua masyarakat
mengikuti jalur evolusi yang sama. Setiap masyarakat berasal dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks( sempurna ), dan masing-masingmelewati
proses perkembangan yang seragam. Salah satu dari teori ini yang pernah
mendoninasi pemikiran Barat adalah teori evolusi dari Lewis Morgan,yang
menyatakan bahwa semua masyarakat berkembang melalui tiga tahap: kebuasan,
barbarisme, dan peradaban. Dalam pandangan Morgan, Inggris ( masyarakatnya
sendiri) adalah contoh peradaban. Semua masyarakat lain ditakdirkan Untuk
mengikutinya. Pandangan teori multilinier menggantikan teori unilinier dengan
tidak mengamsusikan bahwa semua masyarakat mengikuti urutan yang sama, artinya
meskipun jalurnya mengarah ke industrialisasi, masyarakat tidak perlu melewati
urutan tahapan yang sama seperti masyarakat yang lain.
2. Teori Siklus ( Cyclical Theory ) Menurut PB Hortondan CL Hunt( 1992 ) dalam bukunya“Sociology”, para penganut teori siklus juga melihat adanya sejumlah tahapan yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses perubahan masyarakat bukannya berakhir pada tahap “terakhir” yang sempurna, tetapi berlanjut menuju tahap kepunahan dan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya. Beberapa dari penganut teori siklus tersebut dipaparkan sebagai berikut : Menurut pandangan seorang ahli filsafat Jerman, Oswald Spengler( 1880-1936 ) setiap peradaban besar mengalami proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Oswald Spengler terkenal dengan karyanya The Decline ofthe West” / Keruntuhan Dunia Barat. Pitirim Sorokin (1889-1968) seorang ahli Sosiologi Rusia berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yang meliputi : (a) kebudayaan ideasional ( ideational cultural) yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati ( super natural ); (b) kebudayaan idealistis (idealistic culture) di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal; dan (c) kebudayaan sensasi ( sensate culture) di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup
Baca Juga Contoh Soal dan Kunci Jawaban Mapel Sejarah Indonesia
Pertemuan Kedua
3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )Penganut teori
ini memandang setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen
masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan
menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula. Perubahan dianggap
mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu berhenti pada saat
perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan ( menjadi cara
hidup masyarakat). Oleh sebab itu menurut teori ini unsur kebudayaan baru yang
memiliki fungsi bagi masyarakat akan diterima,sebaliknya yang disfungsional
akan ditolak
4. Teori Konflik ( Conflict Theory ) Menurut pengikut teori
ini, yang konstan( tetap terjadi ) dalam kehidupan masyarakat adalah konflik
sosial, bukannya perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya
konflik dalam masyarakat, yakni terjadinya pertentangan antara kelas kelompok
penguasa dan kelas kelompok tertindas. Oleh karena konflik sosial berlangsung
secara terus menerus, maka perubahanpun juga demikian adanya. Menurt Karl Marx,
konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam
semua perubahan sosial. Perubahan akan menciptakan kelompok dan kelas sosial baru.
Konflik antar kelompok dan kelas sosial baru tersebut akan melahirkan
perubahanberikutnya. Menurutnya, konflik paling tajam akan terjadi antara kelas
Proletariat (buruh yang digaji) dengan kelas Borjuis (kapitalis/pemilik
industri) yang diakhiri oleh kemenangan kelas proletariat, sehingga terciptalah
masyarakat tanpa kelas (PB Hortondan CL. Hunt,1992). Namun asumsi Marx terhadap
terciptanya masyarakat tanpa kelas tersebut sampai saat ini tidak terbukti.
Artinya kehidupan masyarakat tetap diwarnai adanya perbedaan kelas sosial
Pertemuan
Ketiga
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
- Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya
perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti
secara lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi
dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
- Perubahan Cepat (Revolusi)
Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.
Baca Juga Download Buku Kurikulum Merdeka Mapel Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas 10
Pertemuan
Keempat
- Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
- Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
Baca Juga Bahan Ajar PPT Fisika Kelas 12 SMA/MA Tahun 2020/2021
Pertemuan
Keenam
PROSES PERUBAHAN SOSIAL
1.Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan
Setiap perubahan sosial dapat menimbulkan penerimaan dan
juga penolakan.
Pertentangan karena masuknya unsur baru yang bertentangan
dengan unsur lama dapat mengganggu keserasian dalam masyarakat. Maka,
masyarakat harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Apabila keserasian dapat dipulihkan maka disebut penyesuaian
(adjustment). Jika ada kondisi yang tidak sesuai (maladjustment), mengakibatkan
anomie.
2.Saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Saluran perubahan sosial berupa lembaga kemasyarakatan,
misalnya lembaga ekonomi, agama, pendidikan, pemerintahan, dll.
Saluran perubahan sosial dan kebudayaan berfungsi agar
perubahan dikenal, diakui, diterima, dan digunakan masyarakat.
3.Ketidakserasian Perubahan dan Ketertinggalan Budaya (Cultural
Lag)
Ketidakserasian dapat terjadi karena ada kegoyahan dalam
kehidupan masyarakat yang dapat menimbulkan perilaku menyimpang.
Pertumbuhan kebudayaan dalam masyarakat tidak selalu sama.
Ada yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat.
Apabila ada perbedaan antara pertumbuhan kebudayaan dan
sikap mental anggota masyarakat, maka disebut Cultural Lag
Cultural Lag terjadi karena adanya ketidaksiapan mental anggota
masyarakat menghadapi atau menerima perubahan.
4.Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi
(Reintegrasi)
Disintegrasi (disorganisasi) à suatu keadaan di mana tidak
ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan.
Disorganisasi di dalam masyarakat sering dikaitkan dengan
moral, yaitu anggapan tentang apa yang baik dan yang buruk.
Reintegrasi (reorganisasi) à suatu proses pembentukan
norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan
5.Arah Perubahan (Directing of Change)
Perubahan dapat bergerak meninggalkan faktor yang diubah.
Setelah meninggalkan faktor tersebut, perubahan dapat
mengarah ke suatu hal yang baru, maupun ke masa lalu.
Salah satu perubahan dapat dilakukan adalah dengan
modernisasi.
Pertemuan
Ketujuh
Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial
Pada umunya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber
sebab-sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang
letaknya di luar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri,
antara lain sebagai berikut:
- Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa
menyebabkan terjadinya perubahan dalam stuktur masyarakat, terutama lembaga
kemasyarakatan. Misal, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah,
sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil, dan lain-lain yang sebelumnya tidak
dikenal.
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya
transmigrasi)
- Penemuan-penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, atau pun yang berupa
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para
individu. Discovery baru menjadi invention kalau
masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
- Pertentangan (Conflict) Masyarakat
Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab
terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin
terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan
kelompok.
- Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah
menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula
mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang
dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari
bentuk negara sampai keluarga batih, mengaalami perubahan-perubahan yang
mendasar.
Suatu perubahan sosial dapat pula bersumber pada sebab-sebab
yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut:
- Lingkungan Alam
Terjadinya gempa bumi, topan, banjir besar, dan lain-lain
mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut
terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Kemungkinan hal-hal tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatannya.
- Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan
memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah
- Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya,
masing-masing masyarakat memengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima
pengaruh dari masyarakat lain itu.
Pertemuan
Kedelapan
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadinya
perubahan, yakni faktor pendorong yang datangnya dari dalam masyarakat itu
sendiri (internal) dan faktor pendorong yang datannya dari luar masyarakat
(eksternal)
- Faktor Internal
- Bertambah atau berkurangnya penduduk
- Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Invention adalah
proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau
menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery
dapat menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan
menerapkan penemuan tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada
masyarakat, antara lain:
- Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang
lain. Penemuan baru seperti radio, handphone… dll akan memancarkan
pengaruhnya ke berbagai arah.
- Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang
menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan
lainnya. Misalnya penemuan baru kapal terbang telah membawa pengaruh besar
terhadap metode berperang.
- Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis
perubahan. Misalnya, penemuan mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan
tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota
yang dinamakan suburban.
1.
Pertentangan masyarakat
2.
Terjadinya pemberontakan atau
revolusi
·
Faktor Eksternal
1.
Lingkungan fisik yang ada disekitar
manusia
2.
Peperangan
3.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke
daerah lain dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, proses
tersebut disebut difusi. Masuknya pengaruh suatu kebudayaan
terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasi (pemasukan)
Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu
masuknya sebuah kebudayaan dilakukan dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan
secara damai akan menghasilka hal-hal berikut.
- Akulturasi
- Asimilasi
- Sintesis
Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu
masuknya sebuah kebudayaan dilakukan secara paksa dan merusak.
Faktor Penghambat Perubahan
Sosial
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
- Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa
lampau dan cenderung konservatif
- Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested
interest)
- Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi
kebudayaan
- Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap
yang tertutup
- Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
- Kebisaaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung
sukar diubah karena sudah mendarah daging
Pertemuan Kesembilan
Dampak Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan sebuah sistem, apabila salah satu
unsurnya tidak berfungsi dengan baik, keseimbangan sistem akan terganggu secara
keseluruhan. Ketidakseimbangan sistem ini akan mengakibatkan timbulnya
disorganisasi sosial yang lama kelamaan akan berubah menjadi disintegrasi
sosial. Soerjono Sekanto mengatakan bahwa disorganisasi atau disintegrasi
sosial adalah proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat
karena perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi dalam
masyarakat tersebut lama kelamaan akan menjadi chaos (kacau).
Pada keadaan demikian akan dijumpai anomie (tanpa aturan),
yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa
yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.
Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat antara lain dapat berbentuk:
- Pergolakan daerah
- Aksi protes dan demonstras
- Kriminalitas
- Kenakalan remaja
0 Response to "Pengertian Perubahan Sosial"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.